Selasa, 23 Agustus 2011

Siapa yang Menciptakan?

Alifa (2th9bln) sekarang sedang hobbi bermain peran. Kali ini dia jadi guru dan ibunya jadi murid.
Terjadilah tanya jawab ala guru dan murid...

Alifa (Guru) : Siapa yang menciptakan bumiii....??!
Ibu (Murid) : Allah...!!!
Alifa            : Siapa yang menciptakan bulaaan...??!
Ibu              : Allah...!!!
Alifa            : Siapa yang menciptakaaan.... matahariiii...??!
Ibu              : Allah...!!!
Alifa            : Siapa yang menciptakaaan.... bintaaang...??!
Ibu              : Allah...!!!
Alifa            : Siapa yang menciptakan Allah...??!
Ibu              : .....................................................

Sepertinya pelajaran Tauhid harus dilanjutkan ke level berikutnya...

Kamis, 18 Agustus 2011

Ibu...Cepetan Dong...

Begitu kakak saya tahu dia hamil untuk yang kedua kalinya, ia langsung menyiapkan strategi supaya anak pertamanya yang belum genap tiga tahun tidak mengalami "sibling rivalry" atau persaingan antar saudara sejak dini. Diperkenalkan dengan calon adiknya, mengajak si kakak "ngobrol" sama si adek, minta ijin sama adek kalau mau minta dipangku ibunya, dan lain sebagainya. Tapi, lama-lama rasa cemburunya muncul juga. Mungkin karena dia melihat ibunya kalau pergi kerja, yang diajak adiknya (ya iyalah... masak perutnya mau ditaro..). Kalau pergi ke luar kota, adeknya juga yang diajak.
Suatu hari, si kakak nyeletuk sama ibunya, "Ibu, ayo...cepetan dong..."
"Cepetan apanya?"
"Itu...adeknya, dilahirkaann..."

Senin, 15 Agustus 2011

Dicari: Ayah Idaman Setiap Anak

Dini hari tadi saya melihat tayangan ceramah di TVRI yang diisi oleh Ustadz M. Syafi'i Antonio. Biasanya beliau mengupas tentang permasalahan ekonomi syari'ah, tapi kali ini kok yang dibahas cukup unik, yaitu paternal parenting atau peran pengasuhan ayah. Tema yang cukup jarang dibincangkan. Biasanya kalau berbicara masalah pengasuhan pasti ujung-ujungnya: apa yang harus dilakukan seorang ibu, bla...bla...bla... Kalau menyangkut ayah, paling cuma diterangkan bahwa pendampingan seorang ayah sangat perlu. Udah, gitu aja... Padahal Islam sudah mengatur tatacara peran pengasuhan dari ayah. Penelitian ilmiah juga banyak yang membahas peran ayah. Nggak banyak yang tahu kan? Ternyata ayah juga juga jadi tema penelitian yang asyik bagi sebagian orang yang mendalami ilmu sosial. Eh, kita pun punya sosok panutan yang bisa kita gali perannya sebagai ayah. Siapa hayo? Yak... Anda benarr... Rasulullah dong...
Kalau kita melihat kehidupan keluarga Rasulullah, yang langsung nyantol pasti soal poligami, poligami, dan poligami. Padahal kalau seandainya Rasul hidup di zaman kita, pasti beliau juga suka main origami sama anak-anaknya, hehehe.... Maksudnya, ada dimensi kehidupan Rasul yang lain yang jarang kita kaji di mana beliau juga berperan sebagai ayah, kakek, dan juga ayah mertua. 
  • Menurut Ustadz Syafi'i Antonio, peran seorang ayah itu sudah mulai diperhitungkan sejak memilih calon ibu untuk anak-anaknya kelak. Seorang ayah yang menjadi idaman bagi semua anak adalah ayah yang peduli pada anaknya bahkan sebelum sang anak hadir di dunia ini. Maka ketika ia masih menjadi calon ayah dan memilih pasangan, ia sudah peduli bahwa kelak pasangannya akan menjadi ibu bagi keturunannya. Kalau ingin punya anak yang akhlaknya bagus, harus memilih ibu yang akhlaknya bagus juga.
  • Yang kedua, ketika sang ibu mengandung anaknya. Perilaku ayah juga harus hati-hati selama masa pertumbuhan janin. Menjauhkan sang ibu dari lingkungan perokok (berarti ayah sendiri juga tidak boleh merokok, ya?!), menjaga supaya hanya suara-suara yang baik saja yang boleh didengar janin. Lho, apakah ada pengaruhnya? Selama ini telah ada eksperimen yang menyebutkan bahwa musik klasik mempengaruhi kecerdasan anak. Banyak pula ibu hamil yang memperdengarkan musik pada sang anak sejak masih dalam kandungan. Sementara seindah-indah bacaan adalah Kalamullah, jadi perdengarkanlah bacaan yang indah itu pada anak-anak kita. Berarti, bisa jadi suara yang lain juga mempengaruhi janin. Seperti intonasi, nada bicara, maupun isi dari pembicaraan dari orang-orang di sekitar janin.
  • Salah satu riwayat hadits menyebutkan bahwa Rasulullah bersikap hangat pada putra-putrinya. Suatu hari salah seorang putrinya pulang ke rumah, mengucap salam dan masuk ke rumah. Rasullullah yang sedang duduk segera bangkit dan menghampiri, menyambut sang putri sambil mengecup keningnya. Ketika putrinya berpamitan, Rasul mengantarkannya hingga ke pintu. Tetapi, apakah Rasul pernah marah pada putri-putrinya? Rasulullah pun manusia, dan beliau memiliki emosi kemarahan. Dalam satu riwayat hadits disebutkan bahwa Rasulullah tidak pernah marah kepada seseorang melainkan karena perilakunya. Jadi, ketika Rasul marah, beliau tidak marah atas orang itu, tetapi marah atas perbuatan yang dilakukan orang tersebut. Maka ketika orang tersebut meminta maaf, kemudian berperilaku baik kembali, maka kemarahan Rasul pun reda.
  • Rasulullah dikenal sebagai penyayang anak-anak. Bahkan saat beliau tengah melakukan ibadah wajib, beliau pun masih menunjukkan kasih sayangnya. Maka ketikan Hasan cucunya yang masih kecil ikut shalat, dan ia minta digendong, dipangku, Rasulullah membaca Al-Fatihah sambil menggendongnya. Meletakkannya kembali saat ruku' dan i'tidal, membiarkannya naik ke atas punggunggnya ketika sujud, dan memangkunya ketika duduk tasyahud. 
  • Rasulullah juga manusia. Cobaan demi cobaan beliau terima sepanjang masa hidupnya. Putra-putrinya yang tumbuh hingga menjadi dewasa dan menemani beliau hingga akhir hayatnya tidak banyak. Putra-putranya meninggal dalam usia kanak-kanak. Putri-putrinya pun beberapa meninggal di usia muda. Bagaimana mungkin beliau tidak menyayangi putri-putrinya yang masih tersisa setelah Allah memanggil beberapa permata hidupnya?
Maka para ayah dan calon ayah, teladanilah sosok ayah idaman dari Rasulullah Saw agar kelak anak-anak akan bangga menceritakan kehebatan ayah-ayahnya ketika mereka bermain dengan teman-temannya.

Senin, 27 Juni 2011

It's Time to Go to The Masjid....Yiay!!!

Hai kids, wanna sing a cheerful song while we go to the masjid? Follow brother Rashid to sing this song...

Upsy Daisy by Yusuf Islam & Rashid Bhikha



Upsy Daisy, now don't be lazy,
it's time to go to the Masjid.
Wash your face up, and pick the pace up,
it's time to go the Masjid.
Help your mother to get your brother,
it's time to go to the Masjid.
It's a wonderful place to go,
as a family.

We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.
We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.

So, upsy daisy, now don't be lazy,
its time to go to the Masjid.
We'll greet everyone with Salaam
when we're at the Masjid.
 Listen carefully to the Imam,
when we're at the Masjid.
It's a wonderful place to go,
made for you and me.

We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.
We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.

So, upsy daisy, now don't be lazy,
it's time to go to the Masijd.
First we'll sit and read Qur'an,
when we're at the Masijd.
Next we pray with everyone,
when we're at the Masjid.
It's a wonderful place to go,
a wonderful place to be.

We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.
We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.'

Sabtu, 25 Juni 2011

Putri: Stimulasi Syukur Pertama

Masih dalam rangka bersyukur, meneruskan posting terdahulu. Akhir-akhir ini saya mendapat stimulasi untuk bersyukur. Alhamdulillah... begitu besar nikmat Allah memberi saya anggota keluarga yang sehat. Dua keponakan yang masih balita pun lahir dalam kondisi sehat, fisik sempurna, kemampuan berkomunikasi yang baik, dll...dll... Mungkin ini nikmat yang belum tentu bisa saya syukuri sebelum saya bertemu cerita tiga bocah ini.

Putri adalah anak yang sekarang berusia 3 bulan. Ia lahir dengan kondisi fisik yang kurang sempurna. Putri mengalami facial cleft, yaitu bibir, langit-langit, hingga pipinya membelah hingga ke bagian bawah mata. Kalau kita biasa menemui anak-anak bibir sumbung, ini lebih dari itu. Teman saya yang pertama kali menunjukkan fotonya pada saya. Kaget? Tentu saja. Hal pertama yang saya pikirkan adalah, bagaimana ia nanti menyesuaikan diri dengan anak-anak lain ketika ia sudah bersosialisasi? Bagaimana orangtuanya membesarkan hatinya dan memahamkan ia bahwa ia punya sedikit perbedaan dengan orang lain? Saya menyarankan pada teman saya agar orangtuanya segera mencari bantuan. Karena menyembuhkan cacat bawaan seperti ini tidak mudah, dari segi biaya, teknologi kedokteran yang tersedia, dan waktu yang diperlukan juga tidak sebentar. 

Dan segala keluh kesah saya dalam menghadapi dua balita di rumah sirna sudah. Melihat mereka hadir di hadapan saya dengan kesempurnaan, membuat saya menahan emosi setiap mereka membuat ulah.

Masih ada dua bocah lagi yang membuat saya banyak mengucap hamdalah. Lain kali saja deh ceritanya...

Kamis, 23 Juni 2011

Bersyukur Masih Bisa Bersyukur

Bersyukur itu tatacaranya mudah. Tinggal mengucap hamdalah, sujud syukur, sholat, ingat pada yang memberi nikmat, bagi-bagi nikmat sama yang lain, dst...dst...
Yang namanya syukur itu mudah disarankan pada orang lain. 
"Mbok bersyukur, lihat orang lain yang masih lebih kekurangan..."

Tapi untuk menjalankan tatacara bersyukur yang paling mudah saja banyak yang lupa. Padahal nikmat itu tiap hari datang pada kita. Tiap pagi, kita diberi kesempatan bangun lagi. Tinggal bilang, "Alhamdulillaahilladzii ahyana ba'dama amaatanaa wa ilayhinnusyuur..." (Kok ya kadang saya lupa. Ingetnya pas habis sholat subuh, atau malah pas keluar kamar mandi. Saya jadi penasaran. Orang lain gimana, ya...?)

Tapi, hadits yang bunyi artinya "Tengoklah ke bawah dalam hal urusan dunia, dan tengoklah ke atas dalam hal agama" (belum menelusuri lagi, ini hadist riwayat siapa) itu memang benar (ya iyalah...).
Kalau kita tidak pernah menengok, atau berusaha menengok maka kita akan sulit bersyukur. Gimana mau bersyukur, wong pembandingnya saja tidak ada. Kalau kita tidak pernah bertemu orang yang lebih miskin, kita tidak merasa kaya. Kalau kita tidak pernah melihat orang cacat, kita tidak merasa sempurna.

Bersyukur itu perlu distimulasi. Kalau sudah berhasil dilakukan, perlu diberi penguat, agar perilaku syukurnya menetap. Sama seperti membentuk perilaku adaptif yang lain (jadi ingat mata kuliah 'modifikasi perilaku').
Kalau sudah bisa bersyukur, maka syukurilah kemampuan bersyukur kita. Karena dengan syukur, Allah akan menambah nikmat kita.


picture is take from here

Rabu, 04 Mei 2011

Puasa

Alifa mulai diperkenalkan konsep berpuasa sejak usia satu setengan tahun. Bapak-Ibu tidak makan sampai maghrib, karena sedang puasa. Tante tidak makan, karena sedang puasa. Agar konsep ini lebih mudah diserap, kami sering menyanyikan lagu puasa yang dinyanyikan penyanyi cilik Tasya. Tapi yang namanya Alifa, tidak hanya memahami konsep puasa, ia juga menggunakannya sebagai senjata penjebak Ibu-Tante-dan Neneknya. Seperti saat ia tidak mau disuruh makan, maka ia akan bilang dengan manisnya,
"Alifa puasa."
Atau saat disuruh berbagi makanan dengan orang lain. Ia akan bilang,
"Nggak. Tante puasa kok."
Walah, diajari puasa malah ngakali orang tua...


Arti Puasa

Apakah arti puasa?
Puasa tidak makan, puasa tidak minum
Dari subuh sampai maghrib
Apakah arti puasa?
Puasa menahan lapar, puasa menahan haus
Dan menjaga perilaku

Allah sangat suka, Allah sangat senang
Bagi anak puasa, diberi pahala
Ditempatkan Allah dalam surga

-donlot lagunya-


Sahur Tiba

Bangun-bangunlah, waktu sahur tiba
walau masih mengantuk, makan minum sekedarnya
Bangun-bangunlah, waktu sahur tiba
walau masih mengantuk, makan minum sekedarnya
Allah suka orang puasa
Badan jadi sehat, hati jadi kuat
Allah suka orang puasa
Puasa hari esok karna Allah semata

-donlot lagunya-

Selasa, 19 April 2011

Bayar Dulu...

Kami memperkenalkan konsep membeli dan membayar pada Alifa, karena anak usia 2 tahun masih memiliki sifat egosentris yang kuat. Semua benda dianggap miliknya, yang lain cuma dianggap pinjam. Begitu pula saat mengajaknya ke toko swalayan. Kami memahamkan bahwa semua barang di toko bukan punya kami. Kalau mau membawa pulang, harus bilang sama mbak atau mas yang berdiri di tempat bernama kasir. Saat mengambil barang dari deretan rak, sambil meletakkannya dalam keranjang, saya atau ibunya pasti akan berkata, "Ini harus dibayar dulu, baru bisa dibawa pulang."
Suatu ketika kakak saya mengajaknya lagi berbelanja. Si kriwil ini melihat seorang ibu yang mendorong kereta belanjaan. Anak perempuannya didudukkan di kereta. Tiba-tiba Alifa nyeletuk, "Ibu, itu mbaknya mau dibayar ya?"
Nah, lho....

Kulihat Awan, Seputih Kapas

Kulihat awan
Seputih kapas
Arak berarak di langit luas
Andai ku dapat ke sana terbang
Akan kuraih, kubawa pulang
                     ***
Lagu ini yang biasa menemani saya dan Alifa berkendara motor, kecuali kalau sedang mendung.

picture taken from here

Minggu, 17 April 2011

Stop and Look

Wanna teach your children to cross the street savely? Try to sing this song. They love to sing, so we can give them the lesson and have fun together. I have listened to this song since I was little. Don't forget to dance together, too...

Stop and look
before you cross the street
use your eyes
befor you use your feet 
look right look left
and to the right again
this will save you from accident and pain

Stop and look
before you choose your way
use your eyes 
before you loose your way
ask Allah for guidance 
and you'll not go astray
you'll find peace and heaven too I say



Alifa dan Silogisme

Setiap minggu aku selalu menerima perkembangan baru "ulah" si kriwil Alifa. Kemarin ia menyodorkan obat berbentuk tablet pada ibunya. "Ibu, ini obat untuk orang dewasa. Ibu orang dewasa, ibu minum ini ya...."
Ck...ck...ck... kayaknya besok kalau kamu ikut Tes Potensi Akademik, nilai tertinggi kamu ada di bagian logika deh...
Premis Mayor --> Ini obat untuk orang dewasa
Premis Minor ---> Ibu orang dewasa
Kesimpulan -----> Ibu minum obat ini

Garuda vs Jerapah

Wah, mengikuti perkembangan bahasa anak-anak jaman sekarang memang bisa jadi membuat kita terkejut. Beberapa hari yang lalu Alifa (si tengil yang sekarang sudah 2 tahun 5 bulan) membuat istilah baru. Tiba-tiba saja ia menghampiri ibunya sambil membawa buku Undang-Undang Dasar '45 dan berkata, "Ibu, ini Garuda Pancasila."
si ibu yang sedang bersantai menyambutnya dengan senyum, "Iya, ini Garuda Pancasila." dan mulailah mereka mendeklamasikan kelima sila dari teks Pancasila. Tiba-tiba, si kecil nyeletuk, "Kalau Jerapah Pancasila itu yang seperti apa?" Kakakku terpana sejenak sambil menahan tawa.
Aih...aih... Nak...garuda dan jerapah memang berteman baik, tetapi bukan berarti kalau garuda punya pancasila, jerapah juga punya. Ada-ada saja...

Jumat, 18 Februari 2011

Try Out Terpakai

Musim nikah sekarang....
Teman-teman satu angkatan sudah mulai "mentas" satu-persatu.
Suatu saat seorang dosen bertanya. Saat itu saya habis bimbingan skripsi.
"Lha kamu, kapan nikah?"
"Besok, Pak. Kalau udah ada calon yang mau menikahi saya."
"Lha kapan punya calon?"
"Nanti Pak, pasti akan datang indah pada waktunya, hehe... Harusnya yang Bapak tanya tuh yang pada punya pacar, yang sedang dan sudah pada 'try out'."
"Memangnya alat ukur, pake try out segala."
"Lha iya tho, Pak. Kalo sudah try out, alat ukur siap, tinggal ambil data, dan segera mengesahkan status dengan upacara wisuda, biar punya ijabsah."
"Saya lihat kamu ndak pernah punya pacar, kapan try out-nya?"
"Kalo saya pake try out terpakai aja deh, Pak... Subjek saya langka, cukup satu saja."
"Ah, ada-ada saja kamu..."

Rabu, 16 Februari 2011

Ponakanku yang Jago Plesetan

Alifa namanya, sekarang umurnya sudah 2 tahun 3 bulan. Kalo kata orang, lagi lucu-lucunya. Kalau kata tantenya, lagi lucu kalau pas lucu, lagi manis kalau pas manis, tapi juga nyebelin kalau lagi "kesetrum" trus nangisnya nggak ketulungan. Tapi overall, bocah yang satu ini lagi nggemesin. Kalau lihat jalannya, larinya, nyengir tengilnya, keritingnya, ngocehnya, haddeewww....

Tapi, yang jelas bocah satu ini ga bisa berhenti ngomong. Seeeeetiap saat kalau ada dia di sekitar kita, pasti ada aja yang ditanyain.
"Tante lagi apa?"

"Alifa lagi apa?"

"Itu apa?"

"Tante siapa?"

"Alifa siapa?"

Kalau ada yang lagi cerita tentang orang lain, tiba-tiba terdengar celetuk, "Mbah Slamet siapa?" nah, lho...

Diiiiiulang-ulang pertanyaannya. Kalau lagi asyik main sendiri, pasti mulutnya ga berhenti bermonolog. Setiap mainan diberi nama. Adek musang, adek beruang, adek guk-guk, adek kelinci, adek pisang, adek monyet, tukik, mas brandon, mbak putri ayu, mobil-mobilan dipanggil bob the builder, adek sendok...

Tapi, yang paling bikin "amazing" adalah keahliannya bermain kata-kata, alias plesetan.
Eh, plesetan bukannya main game yang pake tipi itu ya? Oh, itu pley stesien ya...
Oh, plesetan itu kalo ngelap kaki... Itu mah kesetan... Nah lho, jadi ketularan...
Karir plesetan ALifa sudah dimulai sejak umur satu setengah tahun. Diawali dengan hobbinya nonton iklan. Suatu hari ada iklan tisu basah "Mitu". Ingat kan, lagunya gimana. "Ambil mitu...ambil mitu... ambil lagi...dst...dst...". Di kesempatan lain, ibunya lagi ngasih tau si bocah ini, "Itu tante lagi hamil, Fa..." tiba-tba krucil yang satu ini nyeletuk, "Hamil mitu...hamil mitu..." meledaklah tawa kami semua di sekitarnya....ampuun deh Fa, baru bisa ngomong aja udah bisa plesetan.

Suatu hari yang lain, saya ajak Alifa jalan-jalan naik sepeda roda tiganya. Jaga-jaga biar dia nggak kehausan, saya bawa botol "Aqua". Pas si bocah ini minum, dia tanya "Alifa minum apa?"
"Alifa minum...Aqua..."
eh, disambutnya dengan nyanyian, "....pundak, lutut, kaki, lutut, kaki...."
Wakakakakak..... belum genep dua taun udah nambah plesetannya...