Senin, 27 Juni 2011

It's Time to Go to The Masjid....Yiay!!!

Hai kids, wanna sing a cheerful song while we go to the masjid? Follow brother Rashid to sing this song...

Upsy Daisy by Yusuf Islam & Rashid Bhikha



Upsy Daisy, now don't be lazy,
it's time to go to the Masjid.
Wash your face up, and pick the pace up,
it's time to go the Masjid.
Help your mother to get your brother,
it's time to go to the Masjid.
It's a wonderful place to go,
as a family.

We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.
We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.

So, upsy daisy, now don't be lazy,
its time to go to the Masjid.
We'll greet everyone with Salaam
when we're at the Masjid.
 Listen carefully to the Imam,
when we're at the Masjid.
It's a wonderful place to go,
made for you and me.

We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.
We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.

So, upsy daisy, now don't be lazy,
it's time to go to the Masijd.
First we'll sit and read Qur'an,
when we're at the Masijd.
Next we pray with everyone,
when we're at the Masjid.
It's a wonderful place to go,
a wonderful place to be.

We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.
We'll be standing,
all together in prayer.
We'll meet all our friends
when we are there.'

Sabtu, 25 Juni 2011

Putri: Stimulasi Syukur Pertama

Masih dalam rangka bersyukur, meneruskan posting terdahulu. Akhir-akhir ini saya mendapat stimulasi untuk bersyukur. Alhamdulillah... begitu besar nikmat Allah memberi saya anggota keluarga yang sehat. Dua keponakan yang masih balita pun lahir dalam kondisi sehat, fisik sempurna, kemampuan berkomunikasi yang baik, dll...dll... Mungkin ini nikmat yang belum tentu bisa saya syukuri sebelum saya bertemu cerita tiga bocah ini.

Putri adalah anak yang sekarang berusia 3 bulan. Ia lahir dengan kondisi fisik yang kurang sempurna. Putri mengalami facial cleft, yaitu bibir, langit-langit, hingga pipinya membelah hingga ke bagian bawah mata. Kalau kita biasa menemui anak-anak bibir sumbung, ini lebih dari itu. Teman saya yang pertama kali menunjukkan fotonya pada saya. Kaget? Tentu saja. Hal pertama yang saya pikirkan adalah, bagaimana ia nanti menyesuaikan diri dengan anak-anak lain ketika ia sudah bersosialisasi? Bagaimana orangtuanya membesarkan hatinya dan memahamkan ia bahwa ia punya sedikit perbedaan dengan orang lain? Saya menyarankan pada teman saya agar orangtuanya segera mencari bantuan. Karena menyembuhkan cacat bawaan seperti ini tidak mudah, dari segi biaya, teknologi kedokteran yang tersedia, dan waktu yang diperlukan juga tidak sebentar. 

Dan segala keluh kesah saya dalam menghadapi dua balita di rumah sirna sudah. Melihat mereka hadir di hadapan saya dengan kesempurnaan, membuat saya menahan emosi setiap mereka membuat ulah.

Masih ada dua bocah lagi yang membuat saya banyak mengucap hamdalah. Lain kali saja deh ceritanya...

Kamis, 23 Juni 2011

Bersyukur Masih Bisa Bersyukur

Bersyukur itu tatacaranya mudah. Tinggal mengucap hamdalah, sujud syukur, sholat, ingat pada yang memberi nikmat, bagi-bagi nikmat sama yang lain, dst...dst...
Yang namanya syukur itu mudah disarankan pada orang lain. 
"Mbok bersyukur, lihat orang lain yang masih lebih kekurangan..."

Tapi untuk menjalankan tatacara bersyukur yang paling mudah saja banyak yang lupa. Padahal nikmat itu tiap hari datang pada kita. Tiap pagi, kita diberi kesempatan bangun lagi. Tinggal bilang, "Alhamdulillaahilladzii ahyana ba'dama amaatanaa wa ilayhinnusyuur..." (Kok ya kadang saya lupa. Ingetnya pas habis sholat subuh, atau malah pas keluar kamar mandi. Saya jadi penasaran. Orang lain gimana, ya...?)

Tapi, hadits yang bunyi artinya "Tengoklah ke bawah dalam hal urusan dunia, dan tengoklah ke atas dalam hal agama" (belum menelusuri lagi, ini hadist riwayat siapa) itu memang benar (ya iyalah...).
Kalau kita tidak pernah menengok, atau berusaha menengok maka kita akan sulit bersyukur. Gimana mau bersyukur, wong pembandingnya saja tidak ada. Kalau kita tidak pernah bertemu orang yang lebih miskin, kita tidak merasa kaya. Kalau kita tidak pernah melihat orang cacat, kita tidak merasa sempurna.

Bersyukur itu perlu distimulasi. Kalau sudah berhasil dilakukan, perlu diberi penguat, agar perilaku syukurnya menetap. Sama seperti membentuk perilaku adaptif yang lain (jadi ingat mata kuliah 'modifikasi perilaku').
Kalau sudah bisa bersyukur, maka syukurilah kemampuan bersyukur kita. Karena dengan syukur, Allah akan menambah nikmat kita.


picture is take from here