Kamis, 13 Mei 2010

Para Pejuang Ilmu

Kata pepatah, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Kalau untuk kita yang ada di Indonesia, kalimat itu mungkin akan menginspirasi kita untuk gigih belajar walaupun harus menempuh jarak jauh dan jalan yang berliku. Tapi bagi orang Cina sendiri, akankah? Mungkin bagi kita yang ada di Jakarta atau Jogja akan terdengar seperti kalimat, "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Depok" alias ke UI atau UGM (tempatnya sama-sama di daerah Depok, sih...)
Tapi bagi saya, perkataan, "Tuntutlah ilmu walaupun harus bersepeda puluhan kilo" sangat menginspirasi. Mengingat dulu jaman SD dan SMP (sebelum sepeda saya hilang, hiks...) saya juga termasuk pejuang bersepeda. Tapi, kisah tiga teman saya ini benar-benar membuat semangat saya berkobar sekaligus kapok.
Salah seorang teman saya rumahnya berada di daerah pegunungan dan jaraknya sekitar 20 km (atau lebih, ya... saya belum menghitungnya) dari kampus. Setiap hari ia selalu mengayuh sepedanya untuk mengikuti kuliah dan beraktivitas di kampus. Kalau kuliah dimulai pukul 7.30, ia akan mulai duduk di atas sadel-nya pada pukul 6.00. Saya tidak membayangkan, bagaimana perjalanan pulangnya. Sudah capek, harus melalui jalan menanjak pula... Pegal? Jelas... Berkeringat? Tentu... Ngos-ngosan? Ya iyalah... apalagi kalau ada kuis, pasti ia berusaha untuk tidak datang terlambat. Capek? Bayangkan saja jika Anda sendiri yang melakukannya...
Tapi yang jelas, semangat belajarnya masih membara. Dan ia adalah salah satu mahasiswa berprestasi dan berdedikasi tinggi terhadap almamater.
Teman saya yang lain, tempat kosnya tidak sejauh teman saya yang pertama. Tetapi badannya tinggi dan besar sedangkan sepeda federal yang ia naiki tampak kecil sehingga kalau melihatnya mengayuh, kakinya akan terlihat menekuk terus. Bayangkan saja mengayuh sepeda yang kecil sepanjang 10 km, bagaimana pegalnya kaki. Dan sampai di kampus, ia masih punya banyak energi untuk berbagi pengalaman dengan teman-temannya, berdiskusi, dan aktif bertanya di kelas. Pokoknya staminanya untuk berbicara, luar biasa.
Teman saya yang ketiga, rumahnya juga tidak sejauh teman saya yang pertama. Tetapi dia ini perempuan berbadan kecil. Kalau dua teman saya tadi adalah laki-laki yang notabene kekuatannya lebih besar. Setiap hari harus mengayuh sepeda 15 km, sedangkan seluruh badannya tertutup dengan busana muslimah. Bayangkan saja betapa panasnya... Tetapi sekali lagi, ketiganya punya prestasi yang patut dibanggakan. Nilai kuliah yang tidak pernah C (B/C pun sepertinya tidak ada...), jago berbicara di depan forum, pandai menulis, dan satu hal lagi: fisiknya oke...
Saya jadi ingat kisah Lintang yang diceritakan dengan sangat menarik dan heroik oleh Andrea Hirata. Kisah perjuangan mencari ilmu bagi saya jauh lebih memberi makna daripada kisah perjuangan mencari uang. Karena ilmu adalah hal abstrak dan uang  adalah sesuatu yang konkret. Mengejar sesuatu yang abstrak pasti lebih banyak pengorbanannya.
Suatu hari, berbekal semangat yang tertular oleh mereka tetapi tanpa persiapan (mengingat saya sudah 5 tahun tidak bersepeda. Wah... bener-bener kapok, saya...) saya pernah mencoba meniru mereka dengan melakukan hal yang sama. Jarak rumah saya kurang-lebih 10 km dari kampus. Sehari saya pernah bersepeda dari rumah ke kampus, pulangnya mampir ke SMA, lalu menuju rumah. Hasilnya?? Semangat belajar saya memang tidak mengendur, tetapi persendian kaki saya rasannya seperti pintu yang mau copot engselnya... otot-otot mengencang, terkadang mati rasa. Ibu saya sampai harus memijatnya selama dua hari, plus harus memakai balsem dan koyo cabe selama 3 hari. Kakak saya yang melihatnya, geleng-geleng kepala sambil menyanyikan jingle iklan koyo yang dulu pernah tampil di TV, "...badan pegel linu, semangat terus maju. badan lemah lesu, tiiiittt.... (sensor--merek koyo, red) semangatku..."

2 comments:

bang Tomo mengatakan...

hhmmmmm.... saya juga jd inget... punya temen perempuan... badannya kecil dan sudah sejak sma tertutup baju muslimah.... dari sekolah ke rumahnya kira2 sekitar 5 km... tp teman saya ini jalan kaki... tidak bersepeda seperti yg dicritakan diatas. Bayangkan saja jalan kaki dengan baju muslimah menenteng tas ransel besar sambil jalan kaki..... hebatnya brangkat skolah jarang telat, apa gak pernah ya...???? tapi jangan tanya prestasinya..... meskipun beda klas... dikelasnya termasuk yang yahooooddddd........

saluuuuuttttttttttttt...............

shobria nurul mengatakan...

salut untuk para pejuang ilmu...

Posting Komentar