Senin, 12 Oktober 2009

Satu Lagi Ilmu Berharga

Satu anugerah dari Allah yang kuterima hari ini, yaitu ilmu yang berjudul "Appreciative Inquiry". Ini merupakan satu metode yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja individu dalam sebuah kelompok, dengan menggunakan pendekatan yang humanis, peka terhadap kekuatan yang dimiliki tiap individunya. Inti dari kekuatan metode ini adalah:
  • meng-apresiasi atau menghargai nilai positif yang dimilki oleh setiap individu
  • mensyukuri apa yang telah kita peroleh saat ini, sehingga
  • kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari Allah atas rasa syukur kita dan kinerja kita bisa lebih optimal
Sering kita merasa kurang dengan keadaan kita sekarang. Ah...aku ini nggak bisa apa-apa, gajiku kecil, hutangku banyak, di sini punya masalah... di sana punya persoalan... dan lain sebagainya. Dan sadar ataupun tidak, kita lebih sering membagi cerita-cerita sedih kita pada orang lain dibandingkan cerita bahagia kita. Mungkin niat kita ingin merendah di hadapan orang lain, takut dikatakan sombong, sehingga pencapaian-pencapaian dalam hidup tidak kita publikasikan. Niatnya ingin menjadi orang yang humble, low profile, sehingga yang kita tampilkan adalah sisi dari diri kita yang biasa, cenderung negatif. Padahal, tanpa kita sadari hal-hal negatif yang kita bagikan bisa membuat aura di sekitar kita menjadi negatif pula. Kata-kata adalah do'a. Segala kisah yang keluar dari lisan kita, bisa jadi mengandung do'a, dan Allah adalah Maha Pemberi, termasuk memberikan apa yang menjadi harapan kita.

Coba bandingkan dengan ketika kita membagikan kisah-kisah pencapaian dalam hidup kita. Hal-hal positif yang baru saja kita dapatkan. Ketika kita terbangun dengan rasa syukur. Kondisi emosi yang menyertai kita pada saat berbagi kisah pada orang lain pasti positif pula. Emosi teman yang mendengarkan cerita kita pun ikut terpengaruh menjadi positif. Bayangkan jika dalam sehari kita bertemu dengan 5 orang di tempat yang berbeda, kita ceritakan hal-hal positif, dengan menyertakan emosi positif kita. Dengan demikian, kita telah membantu membangun emosi positif pada 5 orang. Jika lima orang yang baru saja bertemu dengan kita terbangun emosi positifnya, dan bertemu lagi dengan 5 orang lain, mereka akan menularkan emosi positifnya. Dengan demikian, dalam sehari emosi positif kita berdampak pada 25 orang lain. Jika ke-25 orang tersebut adalah teman satu kampus kita, rekan kerja kita, maka pada hari itu, ritme belajar atau ritme kerja positif telah terbangun dalam institusi atau perusahaan kita.

0 comments:

Posting Komentar