Senin, 15 Agustus 2011

Dicari: Ayah Idaman Setiap Anak

Dini hari tadi saya melihat tayangan ceramah di TVRI yang diisi oleh Ustadz M. Syafi'i Antonio. Biasanya beliau mengupas tentang permasalahan ekonomi syari'ah, tapi kali ini kok yang dibahas cukup unik, yaitu paternal parenting atau peran pengasuhan ayah. Tema yang cukup jarang dibincangkan. Biasanya kalau berbicara masalah pengasuhan pasti ujung-ujungnya: apa yang harus dilakukan seorang ibu, bla...bla...bla... Kalau menyangkut ayah, paling cuma diterangkan bahwa pendampingan seorang ayah sangat perlu. Udah, gitu aja... Padahal Islam sudah mengatur tatacara peran pengasuhan dari ayah. Penelitian ilmiah juga banyak yang membahas peran ayah. Nggak banyak yang tahu kan? Ternyata ayah juga juga jadi tema penelitian yang asyik bagi sebagian orang yang mendalami ilmu sosial. Eh, kita pun punya sosok panutan yang bisa kita gali perannya sebagai ayah. Siapa hayo? Yak... Anda benarr... Rasulullah dong...
Kalau kita melihat kehidupan keluarga Rasulullah, yang langsung nyantol pasti soal poligami, poligami, dan poligami. Padahal kalau seandainya Rasul hidup di zaman kita, pasti beliau juga suka main origami sama anak-anaknya, hehehe.... Maksudnya, ada dimensi kehidupan Rasul yang lain yang jarang kita kaji di mana beliau juga berperan sebagai ayah, kakek, dan juga ayah mertua. 
  • Menurut Ustadz Syafi'i Antonio, peran seorang ayah itu sudah mulai diperhitungkan sejak memilih calon ibu untuk anak-anaknya kelak. Seorang ayah yang menjadi idaman bagi semua anak adalah ayah yang peduli pada anaknya bahkan sebelum sang anak hadir di dunia ini. Maka ketika ia masih menjadi calon ayah dan memilih pasangan, ia sudah peduli bahwa kelak pasangannya akan menjadi ibu bagi keturunannya. Kalau ingin punya anak yang akhlaknya bagus, harus memilih ibu yang akhlaknya bagus juga.
  • Yang kedua, ketika sang ibu mengandung anaknya. Perilaku ayah juga harus hati-hati selama masa pertumbuhan janin. Menjauhkan sang ibu dari lingkungan perokok (berarti ayah sendiri juga tidak boleh merokok, ya?!), menjaga supaya hanya suara-suara yang baik saja yang boleh didengar janin. Lho, apakah ada pengaruhnya? Selama ini telah ada eksperimen yang menyebutkan bahwa musik klasik mempengaruhi kecerdasan anak. Banyak pula ibu hamil yang memperdengarkan musik pada sang anak sejak masih dalam kandungan. Sementara seindah-indah bacaan adalah Kalamullah, jadi perdengarkanlah bacaan yang indah itu pada anak-anak kita. Berarti, bisa jadi suara yang lain juga mempengaruhi janin. Seperti intonasi, nada bicara, maupun isi dari pembicaraan dari orang-orang di sekitar janin.
  • Salah satu riwayat hadits menyebutkan bahwa Rasulullah bersikap hangat pada putra-putrinya. Suatu hari salah seorang putrinya pulang ke rumah, mengucap salam dan masuk ke rumah. Rasullullah yang sedang duduk segera bangkit dan menghampiri, menyambut sang putri sambil mengecup keningnya. Ketika putrinya berpamitan, Rasul mengantarkannya hingga ke pintu. Tetapi, apakah Rasul pernah marah pada putri-putrinya? Rasulullah pun manusia, dan beliau memiliki emosi kemarahan. Dalam satu riwayat hadits disebutkan bahwa Rasulullah tidak pernah marah kepada seseorang melainkan karena perilakunya. Jadi, ketika Rasul marah, beliau tidak marah atas orang itu, tetapi marah atas perbuatan yang dilakukan orang tersebut. Maka ketika orang tersebut meminta maaf, kemudian berperilaku baik kembali, maka kemarahan Rasul pun reda.
  • Rasulullah dikenal sebagai penyayang anak-anak. Bahkan saat beliau tengah melakukan ibadah wajib, beliau pun masih menunjukkan kasih sayangnya. Maka ketikan Hasan cucunya yang masih kecil ikut shalat, dan ia minta digendong, dipangku, Rasulullah membaca Al-Fatihah sambil menggendongnya. Meletakkannya kembali saat ruku' dan i'tidal, membiarkannya naik ke atas punggunggnya ketika sujud, dan memangkunya ketika duduk tasyahud. 
  • Rasulullah juga manusia. Cobaan demi cobaan beliau terima sepanjang masa hidupnya. Putra-putrinya yang tumbuh hingga menjadi dewasa dan menemani beliau hingga akhir hayatnya tidak banyak. Putra-putranya meninggal dalam usia kanak-kanak. Putri-putrinya pun beberapa meninggal di usia muda. Bagaimana mungkin beliau tidak menyayangi putri-putrinya yang masih tersisa setelah Allah memanggil beberapa permata hidupnya?
Maka para ayah dan calon ayah, teladanilah sosok ayah idaman dari Rasulullah Saw agar kelak anak-anak akan bangga menceritakan kehebatan ayah-ayahnya ketika mereka bermain dengan teman-temannya.

0 comments:

Posting Komentar