Selasa, 09 Februari 2010

DEPRESI

Pernah merasa sedih, tidak bahagia, atau seolah-olah ada palu yang dihantamkan ke dada dan kepala? Hal ini normal kita rasakan sesekali. Namun jika perasaan ini terasa amat sering dan tidak bisa dihilangkan sehingga membuat manusia merasa tidak berfungsi seperti biasanya. Perasaan sedih yang begitu mendalam inilah yang disebut depresi yang sebenarnya. Satu dari empat wanita dan satu dari delapan pria mengalami satu episode depresi dalam hidupnya.

Depresi bagaikan musuh dalam selimut, gejalanya sulit dideteksi. Kita hanya bisa mengetahui perlahan-lahan perasaan sedih yang membawa manusia, secara bertahap mengubah cara berpikir, merasa, bereaksi, dan mengubah pribadi manusia.

Depresi ini merupakan masalah serius dan akhir-akhir meningkat di kalangan usia muda.

APA ITU DEPRESI?

Oke, karena saya bukanlah seorang dokter atau psikiater, maka saya akan menjelaskan depresi dengan sebuah analogi, seperti yang dikemukakan oleh Dr. Joseph Rey dalam bukunya “More Than Just the Blues”.

Bayangkan Anda berada dalam ruangan yang ber-AC. Temperature ruangan terasa sejuk dan Anda merasa nyaman dan dapat beraktivitas dengan baik. mungkin termostatnya (alat pengatur/pengimbang suhu) menunjukkan angka 18 atau 20 derajat Celcius. Namun jika termostat rusak dan mengubah temperature menjadi sangat rendah, katakanlah 4 derajat Celsius, maka Anda akan mearasa sangat tidak nyaman, bahkan seakan-akan beku dan tidak dapat bekerja dengan baik. hal ini serupa terjadi jika Anda mengalami depresi.

Kita memiliki suatu mekanisme layaknya termostat dalam otak yang mengontrol mood. Sebagai hasilnya, perasaan kita berada dalam range normal: kita bisa merasa senang atau sangat senang pada saat hal baik terjadi; atau juga merasa sedih suatu saat kita merespon situasi yang tidak menyenangkan. Kondisi naik-turun ini tidak berlangsung lama dan biasanya kita kembali pada atmosfer yang stabil setelah beberapa saat.

Seseorang menjadi depresi saat mekanisme ini rusak. Saat “mood thermostat” mengatur temperature emosional pada level yang sangat rendah, hal ini membuat ia berpikir, merasa, dan bereaksi secara negative dan tanpa harapan. Bayangkan saja ini seperti saat Anda bangun tidur dengan memakai kacamata hitam. Anda melihat semua serba abu-abu, gelap, dan suram. Banyak orang dalam situasi seperti ini berpikir bahwa ada yang salah dengan diri mereka, padahal sebenarnya yang terjadi adalah, sesuatu yang salah sedang menimpa diri mereka.

Yang perlu ditekankan adalah depresi bukan disebabkan oleh kelemahan seseorang, ataupun kemalasan dan kurangnya kemauan. Ini merupakan suatu kondisi gangguan emosional yang bisa ditangani/ditreatmen baik secara medis dan/atau psikologis.

0 comments:

Posting Komentar