Kamis, 23 Juni 2011

Bersyukur Masih Bisa Bersyukur

Bersyukur itu tatacaranya mudah. Tinggal mengucap hamdalah, sujud syukur, sholat, ingat pada yang memberi nikmat, bagi-bagi nikmat sama yang lain, dst...dst...
Yang namanya syukur itu mudah disarankan pada orang lain. 
"Mbok bersyukur, lihat orang lain yang masih lebih kekurangan..."

Tapi untuk menjalankan tatacara bersyukur yang paling mudah saja banyak yang lupa. Padahal nikmat itu tiap hari datang pada kita. Tiap pagi, kita diberi kesempatan bangun lagi. Tinggal bilang, "Alhamdulillaahilladzii ahyana ba'dama amaatanaa wa ilayhinnusyuur..." (Kok ya kadang saya lupa. Ingetnya pas habis sholat subuh, atau malah pas keluar kamar mandi. Saya jadi penasaran. Orang lain gimana, ya...?)

Tapi, hadits yang bunyi artinya "Tengoklah ke bawah dalam hal urusan dunia, dan tengoklah ke atas dalam hal agama" (belum menelusuri lagi, ini hadist riwayat siapa) itu memang benar (ya iyalah...).
Kalau kita tidak pernah menengok, atau berusaha menengok maka kita akan sulit bersyukur. Gimana mau bersyukur, wong pembandingnya saja tidak ada. Kalau kita tidak pernah bertemu orang yang lebih miskin, kita tidak merasa kaya. Kalau kita tidak pernah melihat orang cacat, kita tidak merasa sempurna.

Bersyukur itu perlu distimulasi. Kalau sudah berhasil dilakukan, perlu diberi penguat, agar perilaku syukurnya menetap. Sama seperti membentuk perilaku adaptif yang lain (jadi ingat mata kuliah 'modifikasi perilaku').
Kalau sudah bisa bersyukur, maka syukurilah kemampuan bersyukur kita. Karena dengan syukur, Allah akan menambah nikmat kita.


picture is take from here

0 comments:

Posting Komentar